BIDANG

on Senin, 12 Mei 2014

1. Uraian
    Bangun-bangun geometri baik dalam kelompok bangun datar (bidang datar) maupun bangun ruang merupakan sebuah konsep abstrak. Artinya bangun-bangun tersebut bukan merupakan sebuah benda konkret yang dapat dilihat maupun dipegang. Demikian pula dengan konsep bangun geometri, bangun-bangun tersebut merupakan suatu sifat, sedangkan yang konkret, yang biasa dilihat maupun dipegang, adalah benda-benda yang memiliki sifat bangun geometri. Misalnya persegi panjang, konsep persegi panjang merupakan sebuah konsep abstrak yang diidentifiaksikan melalui sebuah karakteristik.
    Dari uraian di atas maka bidang (bangun datar) dapat didefinisikan sebagai bangun yang rata yang mempunyai dua dimensi yaitu panjang dan lebar tetapi tidak mempunyai tinggi dan tebal.
Ciri-ciri suatu bidang :
1.    Tidak memiliki celah.
2.    Memiliki bentuk.
3.    Tidak memiliki tinggi dan tebal.

    Titik-titik dikatakan sebidang jika dan hanya jika ada sebuah bidang yang memuat semua titik itu. Dalam gambar dibawah ini, Titik-titik B, D, dan E sebidang karena semua titik tersebut berada dalam satu bidang G.
2. Postulat (Teori ketetapan) dalam suatu bidang :
  Postulat 1 : Setiap bidang memuat paling sedikit 3 titik tak segaris.

  Postulat 2 : Jika titik terletak disebuah bidang, maka garis yang memuat titik-titik ini terletak   
                     dibidang yang sama. buat dua titik segaris dalam sebuah kertas (bidang) apabila 
                     kedua   titik itu dihubungkan dengan titik lainnya akan menjadi sebuah garis. Maka
                     garis  ini memuat beberapa titik  yang terletak dalam bidang yang sama.

  Postulat 3 :Setiap tiga  titik terletak pada satu bidang, setiap tiga titik tak segaris terletak
                    ditempat satu bidang apabila 2 kertas karton dianggap sebagai bidang. Kedua
                    kertas itu ditempatkan sehingga membentuk sudut yang kita inginkan. Potongan
                    dari kedua kertas itu selalu berupa garis. Bidang-bidang yang terbentuk dari 2 kertas
                    berdekatan juga berpotongan disibuah garis.
  Postulat 4 : Jika dua bidang berpotongan, maka potongannya tersebut berupa garis.

Hal itu juga bisa kita lihat pada buku yang dibuka atau pada sudut dinding.

3. Teorema yang terbentuk dari postulat-postulat tersebut.
Gunakan 2 pensil yang ditaruh diatas meja dalam keadaan menyilang. Dua pensil dianggap dua garis dan meja sebagai bidang. Dari persilangan dua pensil itu, akan menggambarkan teorema baru akibat dari postulat-postulat tadi.

Teorema 1 : Dua garis berpotongan ada paling banyak satu titik.

Teorema 2 : Jika sebuah garis memotong bidang yang tidak memuatnya, maka potongan hanya berupa satu titik saja.

Pembuktian :     
Peganglah ujung sebuah pensil sehingga hanya ujungnya yang menyentuh bidang bagian atas meja. Atau apabila kita menulis dikertas dengan bolpoint, sehingga hanya ujung bolpoint yang menyentuh bidang atas kertas.

Teorema 3 : Melalui sebuah garis dan sebuah titik diluar garis dapat dibuat tepat satu bidang.

Pembuktian : ambilah selembar saja kertas yang dianggap sebagai bidang, dan tandai kertas itu dengan satu titik. Letakkan bolpoint didekat kertas itu.

Teorema 4 : Melalui dua garis berpotongan, ada tepat satu bidang yang memuat keduanya.
Pembuktian : Silangkan dua pensil di atas kertas. Bila kedua pensil diangkat dalam keadaan menyilang, maka pensil itu tidak lagi berada dibidang.

4. Bangun Konveks dan Pemisah.
Suatu bangun (bidang) dikatakan konveks jika kita ambil dua buah titik sembarang  P dan Q didalam bidang, lalu dibuat ruas garis lurus PQ, maka ruas garis tersebut terletak  pada bangun (bidang) tersebut, artinya seluruh ruas garis tersebut berada didalam bangun (bidang) tersebut. Jika tedapat bagian ruas garis yang berada diluar bangun (bidang) maka bukan dikatakan bangun konveks atau disebut bangun yang tak konveks.
Himpunan titik dalam bangun 1,2,3 di atas adalah konveks dan himpunan titik dalam bangun 4 adalah tidak konveks (konkaf). Perhatikan sekurang-kurangnya ada satu garis dalam bangun 4 yang tidak seluruhnya terletak dalam bangun. Garis, bidang dan ruang semuanya merupakan bangun konveks.


5. Bidang setengah sisi (halfplan).
Bidang setengah sisi adalah dua titik yang berada dalam suatu bidang dipisah oleh sebuah garis. Sedangkan garis yang memisah titik himpunan dan menentukan dua bidang setengah itu disebut batas (edge) kedua bidang tersebut.

Apabila kita mengambil sebuah kertas (bidang) dan 2 bolpoint. Bila bolpoint itu di tancapkan kekertas sampai memotong kertas. Dan sebuah bolpoint lagi yang hanya diletakkan diatas kertas. Seperti pada gambar berikut.


Setiap garis yang dibuat dalam bidang membagi bidang itu. Bila sebuah bidang dibagi, maka hasilnya memerlukan sebuah postulat baru. Yaitu

 Postulat 5 :
(postulat bidang pemisah) apabila dua buah titik e dan f yang dihubungkan oleh sebuah garis membagi sebuah bidang M menjadi bidang-bidang setengah, dengan titik e dan f sebagai batasnya. Seperti tampak pada gambar bidang disamping. Jika H dan K dua bidang setengah, maka bidang M adalah gabungan dari bidang H, bidang K dan garis yang menghubungkan titik E dan F. Batas EF tidak dipandang sebagai bagian dari kedua bidang setengah, karena itu gabungan dari bidang H dan bidang K adalah bidang minus batas, bukan seluruh bidang.

6. Definisi Muka.
 Muka adalah bidang yang membagi ruang ke dalam dua ruang setengah, tetapi bukan bagian dari kedua ruang setengah itu. Subdivisi yang terbentuk bila garis memebagi bidang atau bidang yang
mebagi ruang disebut daerah (region). Sebagai contoh bidang vertikal E yang membagi ruang kedalam ruang-ruang setengah (A1 dan A2). Bidang horizontal F membagi ruang ke dalam ruang-ruang setengah (B1 dan B2). Sehingga sisi adalah sebuah bidang, kita gunakan istilah Muka (face) untuk ruang. Maka A1, B1, A2, dan B2 adalah semua daerah ruang.


Postulat 6 : (postulat pemisah ruang) titik-titik dalam ruang yang tidak terletak disebuah bidang membentuk dua ruang setengah sedemikian hingga :
a.    Setiap ruang itu adalah himpunan konveks.
b.    Jika P terletak disatu ruang setengah dan Q di ruang setengah yang lain, maka PQ memotong bidang itu. Contoh : Dalam suatu ruang terdapat sebauh batas (garis L) membagi tak hingga bidang menjadi bidang-bidang setengah. Titik A dan B terletak dibidang-bidang setengah yang berbeda. Tetapi tidak terletak disisi berseberangan, seperti juga titik B dan D.

Ditulis Oleh : Achmad Saiful
Dalam Tugas Makalah "Geometri (Garis,Sudut,Bidang dan Ruang)"

GARIS

on Sabtu, 10 Mei 2014

1. JENIS DAN DEFINISI

A. Garis adalah himpunan dari titik-titik. Garis tidak memiliki ujung dan pangkal. Garis juga merupakan suatu komponen pembentuk bangun datar dan bangun ruang. Garis selalu digambarkan sebagai garis lurus yang kedua ujungnya memiliki anak panah. Sebuah garis yang melalui titik A dan B dinotasikan AB.

B.Ruas Garis adalah sebagian dari garis yang dibatasi oleh dua titik ujung yang berbeda, dan memuat semua titik pada garis di antara ujung-ujungnya. Contoh ruas garis misalnya sisi segitiga atau sisi persegi. Ketika titik-titik ujung terletak pada sebuah kurva, misalnya lingkaran, maka ruas garis itu disebut tali busur (kurva tersebut).


C.Sinar Garis adalah sebuah garis yang memiliki satu titik ujung dan ujung yang lain membentang tak terbatas. 





2. SEGARIS DAN SEBIDANG

                 Titik-titik dikatakan segaris jika dan hanya jika ada sebuah garis yang memuat semua titik itu. Titik-titik dikatakan sebidang jika dan hanya jika ada sebauh bidang yang memuat semua titik itu.


Gambar 2. Dalam gambar diatas , titik A dan C segaris. Titik-titik D,B,E sebidang karena semuanya terletak pada bidang G.    

3.  MACAM-MACAM GARIS PADA SEGITIGA
 
a.      GARIS TINGGI
Garis Tinggi Segitiga adalah garis yang melalui salah satu titik sudut segitiga dan tegak lurus dengan sisi di depannya.

·         Langkah-langkah membuat garis tinggi
Diketahui segitiga ABC. Jika ingin membuat garis tinggi di titik B, maka:
  1. Lukislah busur lingkaran pada titik B sehingga memotong sisi AC di 2 titik
  2. Dari 2 titik potong, lukislah busur lingkaran dengan jari-jari yang sama
  3. Kedua busur bertemu di satu titik
  4. Hubungkan titik B ke perpotongan kedua busur tadi



b.      GARIS BAGI
              Garis Bagi Segitiga adalah garis yang ditarik dari salah satu sudut pada segitiga sehingga membagi sudut tersebut menjadi dua sama besar.

·         Langkah-langkah membuat garis bagi
Diketahui segitiga ABC. Jika ingin membuat garis bagi pada sudut A, maka:
  1. Lukislah busur lingkaran dari titik A sehingga memotong garis AB dan AC
  2. Dari titik potong garis AB dan AC, lukislah busur lingkaran dengan jari-jari yang sama
  3. Kedua busur lingkaran bertemu di satu titik
  4. Hubungkan titik A ke perpotongan kedua busur tadi.




c.       GARIS SUMBU
Garis Sumbu Segitiga adalah garis yang membagi sisi segitiga menjadi dua bagian yang
sama panjang dan tegak lurus pada sisi tersebut.

·         Langkah-langkah membuat garis sumbu
Diketahui segitiga KLM. Jika ingin membuat garis sumbu sisi KM, maka:
  1. Lukislah busur di titik  K dengan jari-jari lebih dari setengah KM
  2. Dengan jari-jari yang sama, lukislah busur lingkaran dari titik M sehingga kedua busur berpotongan di dua titik
  3. Hubungkan kedua titik potong busur sehingga garis tersebut merupakan garis sumbu sisi KM  


d. GARIS BERAT
Garis Berat suatu segitiga adalah  garis yang ditarik dari titik sudut suatu segitiga sehingga membagi sisi di depannya menjadi dua bagian sama panjang.
·         Langkah-langkah membuat garis berat
Diketahui segitiga XYZ. Untuk membuat garis berat dari titik X, maka:
  1. Lukislah busur lingkaran di titik Y dengan jari-jari lebih dari setengah YZ
  2. Dengan jari-jari yang sama lukislah busur lingkaran di titik Z
  3. Buatlah garis sumbu sehingga memotong sisi YZ di satu titik
  4. Hubungkan titik X ke perpotongan sisi YZ sehingga terbentuk garis berat